https://dishutkaltim.com/public/admin/images/gambar_berita/82image001.jpg

Pelepasan Badak "Pahu" dari Boma ke Paddock Suaka Satwa pada Hutan Lindung Kelian Lestari di Kabupaten Kutai Barat

Pelepasan Badak "Pahu" dari Boma ke Paddock Suaka Satwa pada Hutan Lindung Kelian Lestari di Kabupaten Kutai Barat dipimpin oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (Indra Exploitasia) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat, dan Aliansi Penyelamatan Badak Sumatera pada hari Selasa s.d Rabu, 19-20 Maret 2019 di Hutan Lindungan Kelian Lestari (PT. Kelian Equatorial Meaning), Kutai Barat, Kalimantan Timur. Badak yang dilepasliarkan pada tanggal 20 Maret 2019 pertama kali terdeteksi di habitat aslinya pada tahun 2014 melalui survey yang dilakukan dengan kamera jebak. Habitat ini secara administrasi berada di wilayah Kampung Besiq dan Bermai Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur. Nama "PAHU" diberikan karena ditemukan pertama kali di dekat Sungai Pahu.

Badak Pahu (Dicerorhinus sumatrensis) ditangkap menggunakan metode pit trap yang dipasang di sekitar anak Sungai Tunuq pada tanggal 25 Nopember 2018, dan ditranslokasikan dalam keadaan sehat ke Hutan Lindung Kelian Lestari (HLKL) pada tanggal 27 Nopember 2018. Perjalanan memindahkan Pahu dari Kantong 3 memerlukan waktu lebih dari 13 jam hingga masuk ke dalam kandang rawat. Badak Pahu berjenis kelamin betina, diperkirakan berumur lebih dari 20 tahun, memiliki bobot seberat 350 kg, panjang badan 200 cm, dan tinggi 101 cm. secara morfologi Badak Pahu sangat mirip dengan Badak Sumatera, yaitu bercula dua, memiliki lipatan kulit pada pangkal paha, pinggang, pangkal kaki depan dan bahu, berambut cukup banyak, serta kulit berwarna coklat keabu-abuan.

Pemindahan Badak Pahu ke Suaka Badak Kelian (SBK), Kutai Barat, sesuai rekomendasi dari tim dokter dan sesuai dengan Peraturan Dirjen KSDAE Nomor P.01/KSDAE/SET/KSA.2/2/2018 tentang Prosedur Operasi Standar Translokasi Badak Jawa, Badak Sumatera, dan Badak di Kalimantan. Tim Penyelamat Badak Pahu merupakan para ahli yang terdiri dari unsur pemerintah, mitra, dan organisasi konservasi badak. Tim ini terdiri dari tim kesehatan, yaitu dokter hewan, perawat badak, dan pencari pakan.

Selain itu ada pula tim monitoring, yaitu personel cek pit trap, monitoring pergerakan badak harian, serta personel penyiapan kandang angkut, boma, dan koridor. Berat badan Pahu saat pertama masuk karantina seberat 320 kg, dan terus meningkat sejalan dengan tercukupinya nutrisi melalui asupan pakan yang diberikan tiap harinya. Saat ini berat badan Pahu sudah mencapai 360 kg, cukup ideal jika dibandingkan dengan ukurannya. Berdasarkan struktur giginya, umur Pahu diperkirakan lebih dari 25 tahun. Diharapkan pasca operasional tambang oleh PT KEM, lokasi tersebut dapat kembali seperti semula yang mampu mendukung fungsi ekologi dan hidrologi sehingga badak dan lainnya bisa berkembang biak.